Dijelaskan bahwa kronologis kejadian berawal di bulan
Januari, diawali saat AK membuang air kecil di toilet yang berjarak sekitar 25
meter dari ruang kelas. Tersangka Agun dan Awan berada di toilet untuk bertugas
membersihkan saat AK berada di tempat kejadian perkara itu. Awan sempat keluar
toilet untuk membersihkan lokasi lain, namun Agun memanggil kembali.Kemudian
Agun melakukan tindakan asusila, sedangkan Awan berperan memegang korban AK.
Setelah selesai, giliran Awan yang melakukan
kekerasan seksual sementara Agun memegang korban. Rikwanto menyebutkan korban
berada di toilet sekitar 15 menit kemudian berjalan menuju kelas dalam kondisi
menangis. "Korban sudah tidak menangis saat berada di kelas," ujar
Rikwanto.
Kasus pelecehan seksual
yang menimpa AK, seorang siswa TK di Jakarta International School terus
bergulir. Di samping masih berprosesnya kasus tersebut, keadaan psikis AK juga
masih labil. ''Masih trauma
sekalipun sudah naik berat badannya satu kilo dalam seminggu,'' kata ibu
korban, T, Senin (28/4).
T mengaku sudah mendatangkan psikolog untuk terapi dua kali dalam seminggu. T berencana untuk menambah jam terapi menjadi lima kali dalam seminggu. Keinginan tersebut akan dilakukannya pekan depan.''Sudah gak mempan sama psikolog, makanya kita ingin tambah psikolog. Kak seto juga sudah datang seminggu dua kali tapi tetap juga gak mempan,'' ujar T.
T mengatakan, anaknya sempat kumat dari traumanya ketika ia membelikan film captain america permintaan anaknya. Seketika ia (AK) mengatakan banyak orang jahat di sekolah.
''Dada saya sesak dan jengkel. Barang-barang dibanting anak saya, ia juga teriak-teriak nangis karena dadanya sakit dan bersembunyi di lemari. Akhirnya saya ikut nangis, tenangkan setengah jam lebih,'' kata dia.
Selain
itu, kadang-kadang AK jadi terdiam tiba-tiba sambil menggumamkan sesuatu.
"Kalau lagi stres, dia diam, dia gambar. Lalu, dia sering ucapin
'Security tell the boss, boss do the bad thing'. Saya tidak
tahu maksudnya itu apa," katanya.
Karena kondisi seperti
ini, T berinisiatif untuk mengajak anaknya jalan-jalan naik mobil. Tapi, AK
tetap tidak ingin memakai celananya dan hanya mengenakan sebuah kaos.
Menurut T, AK merasa jijik dengan tubuhnya. Ia tidak ingin disinggung masalah pelecehan seksual tersebut, dan itu membuat kepercayaan dirinya turun. T mengaku selalu berusaha memberi pengertian kepada anaknya agar tetap tegar menjalani kondisi seperti ini.
''Momy do you still love me? Yah, saya bilang gak ada yang salah dengan itu. Saya mau sunat anak saya, kadang saya bohongi untuk mengganti 'sesuatu' yang membuat dia jijik di Singapura. Semua itu agar dia tenang,'' kata T.
Menurut T, AK merasa jijik dengan tubuhnya. Ia tidak ingin disinggung masalah pelecehan seksual tersebut, dan itu membuat kepercayaan dirinya turun. T mengaku selalu berusaha memberi pengertian kepada anaknya agar tetap tegar menjalani kondisi seperti ini.
''Momy do you still love me? Yah, saya bilang gak ada yang salah dengan itu. Saya mau sunat anak saya, kadang saya bohongi untuk mengganti 'sesuatu' yang membuat dia jijik di Singapura. Semua itu agar dia tenang,'' kata T.
Kejadian yang menimpa putranya itu membuat TH merasa jengkel terhadap para pelaku. Dia juga menilai pihak sekolah, JIS, sangat teledor karena tidak mengetahui ada siswanya yang diperkosa di lingkungan sekolah.
Parahnya,
kata TH, pelaku kejahatan seksual itu bukan hanya satu orang, melainkan
berkelompok. "Bagaimana geng ini bisa subur di sekolah? Anak saya bisa
diperkosa kok gurunya nggak cari? Tidur apa? Di mana CCTV yang
dibanggakan? Sekolah bisa kecolongan seperti itu?" ujar TH.
Namun, dia tidak tahu persis oknum-oknum pelaku pelecehan terhadap anaknya itu. AK hanya bercerita, pelaku mengenakan pakaian berwarna biru. "Dia tahunya blue, baju biru, dia bilang ke saya," kata TH.
Seperti diberitakan, AK merupakan siswa TK JIS yang menjadi korban kejahatan seksual di sekolah. Pelakunya adalah para petugas kebersihan yang merupakan pegawai alih daya (outsourcing) di sekolah tersebut. Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan lima orang sebagai tersangka.
Berdasarkan
hasil pemeriksaan penyidik Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, terungkap
bahwa dua dari lima orang tersangka pelecehan seksual di Jakarta International
School (JIS) merupakan pasangan. Keduanya merupakan pasangan sejenis.
"Yang
jelas, dari hasil pemeriksaan, dua di antara mereka adalah pasangan yang punya
perilaku seksual yang sama, yaitu si Awan dengan Zainal," kata Kabid Humas
Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto, Senin (28/4/2014).
Dia
mengungkapkan, keduanya pernah menjadi pasangan kekasih. "Pelaku Awan dan
Zainal pernah melakukan bergantian sendiri pada September dan November
2013," katanya.
Menurut Rikwanto, pelaku kejahatan seksual mengaku melakukan perbuatannya kepada siswa TK JIS sejak Januari hingga Maret 2014. "Mereka berkelompok, paling tidak tiga atau empat orang. Kami belum tahu apakah Januari yang pertama kali dilakukan, sebelumnya belum pernah melakukan, kami belum tahu juga," katanya. Dalam kasus ini, Zainal, salah satu tersangka, mengaku sebagai orang yang pertama kali melakukan aksi tersebut.
Menurut Rikwanto, pelaku kejahatan seksual mengaku melakukan perbuatannya kepada siswa TK JIS sejak Januari hingga Maret 2014. "Mereka berkelompok, paling tidak tiga atau empat orang. Kami belum tahu apakah Januari yang pertama kali dilakukan, sebelumnya belum pernah melakukan, kami belum tahu juga," katanya. Dalam kasus ini, Zainal, salah satu tersangka, mengaku sebagai orang yang pertama kali melakukan aksi tersebut.
Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya telah mengumumkan lima pelaku kejahatan seksual yang dilakukan terhadap siswa TK JIS, AK. Kelima orang yang berhasil diamankan antara lain Agun Iskandar alias AG (25), Virgiawan alias Awan, Syahrial alias SY (20), Zaenal alias ZA (25), dan Afrischa Setyani alias AF (24). Sementara itu, satu orang lain, yang disinyalir sebagai tersangka keenam, yaitu Azwar alias AZ (28), telah meninggal saat masih menjalani pemeriksaan, Sabtu (26/4/2014).

Tidak ada komentar:
Posting Komentar