Alhamdulillah
ba’da salam dan hamdallah. Setiap kita mungkin pernah merasakan kagum terhadap
seseorang lalu bagaimana islam menyikapinya? Artikel ini berisikan serpihan
kata yang bermanfaat untuk jiwa dan sikap yang baik untuk seseorang pengagum
yang baik dimata islam.
Kagum itu suka rela tiada yang memaksa
maka sulit sirna dan tiada yang memaksa karena rasa itu hadir begitu saja tanpa
kita harapkan adanya.
“ketika menjadi pengagum rahasia mungkin kita
hanya berfikir tentang dia namun lebih banyak suka atau kagum karena ketampanan
dan kecantikkan, itu hanya polesan tetapi bila tampan dan cantik karena air
wudhu itu lebih tahan lama!”
Mengidamkan orang yang kita suka itu
boleh, menginginkannya juga boleh. Tapi semua itu rahasia kita dan Allah saja.
“mungkin menjadi
seorang pengagum itu hanya bisa melihatnya dari kejauhan saat ini pun aku
seorang pengagum rahasia, tetapi untuk mengagumi seseorang kita harus lebih
mengagumi Allah, karena Allah tempat curahan hati dimana rahasiaku tersimpan
rapat tak tercium seorang pun.”
Ketika hanya
bisa diam dalam kekaguman yang mendalam “kagum hanya sebatas
rasa sepintas manusia mengagumi sesuatu hanya sementara dan banyak manusia lupa
karena terlalu sibuk akan kegiatan mengamati seseorang yg disuka sedangkan
tuhan selalu mencintai kita sepanjang waktu, kita hanya memikirkan kegiatannya
dan melupakan kewajiban kita kepada Allah.
“KAGUM BOLEH ASAL KAGUM
KEPADA ALLAH MELEBIHI KITA MENGAGUMI SESEORANG”
Hingga pada akhirnya kagum hanya
sebatas kagum, karena kita tahu bintang itu terlalu jauh untuk diraihnya.
“walaupun
bintang jauh tetapi jika Allah sudah berkehendak mungkin saja bintang terjauh
pun bisa kita raih, cara meraihnya adalah berdo’a, memohon
kepada Allah disetiap sujudmu, Karena Allah tidak menyukai orang yang mudah
berputus asa.”
Kagum itu hanya karena apa yang dia
miliki, tidak kita miliki saja
“mungkin
kata-kata ini seperti iri akan kepunyaan orang lain, tetapi apa yang setiap
orang miliki akan kembali kepada Allah, karena Allah
adalah pemilik segala sesuatu.”
Kagumi para nabi dapatkan syafa’atnya saat
kita diakhirat nanti
“mengagumi nabi adalah
kagum yang kasat mata, meskipun kita tidak bisa melihatnya di dalamnya, di
dalam hati tetap ada rasa kagum kepadanya.’
Pikirkan
kedepannya apakah rasa yang dipelihara dapat mampu menambah pahala atau
menyuburkan dosa
“jikalau
kita menyikapinya dengan didahulukan nafsu kekaguman itu akan menjerumuskan
kita ke jurang lautan dosa, jadi serahkan semuanya kepada Allah.”

Tidak ada komentar:
Posting Komentar