Sepintas saya agak shock, "internet shock", ternyata saya baru tahu ada pernikahan di beberapa negara salah satunya Yaman, dimana kultur di daerah tersebut memang terbiasa menikahkan anak perempuannya yang berusia 5, 6, 7 tahun. Saya garuk-garuk kepala, geleng-geleng, terheran-heran, pasalnya sayapun mempunyai seorang anak perempuan yang beranjak 7 tahun, tidak terbayang dalam pikiran saya bahwa anak saya menikah dengan laki-laki yang berusia 20, 30 atau 40 tahun.
Memang itu adalah tradisi, namun menurut "pendapat pribadi saya" tradisi yang perlu dipertanyakan oleh saya, kemudian ada hal yang saya pikirkan :
- bagaimana dengan pendidikan mereka ?
- bagaimana dengan malam pertama mereka ?
- apakah mereka menerima atau memberontak ?
Usia 5 tahun keatas adalah masa anak-anak sekolah, bermain dengan teman sebaya, suka cita dan gembira, namun di daerah tersebut harus menerima kenyataan bahwa perempuan di usia tersebut harus menikah dini, yaitu menikah diusia dini, rata-rata perempuan yang usianya masih dini, sedangkan laki-lakinya usianya 20, 30 atau bisa 40 tahun.
Kebanyakan orangtua di daerah tersebut menikahkan anak perempuannya salah satunya faktor EKONOMI, dan ketika sepakat menikah dan mendapatkan mahar, mahar tersebut lumayan meringankan orangtuanya, dan lebih seringnya anak perempuan ini yang dinikahkan kebanyakan berasal dari kalangan bawah, sedangkan laki-lakinya berasal dari kalangan yang memiliki uang.
Kisah nyata yang pernah heboh adalah :
1 Kisah "Najood Ali "
Alasan Nujood
dinikahkan lantaran Ali menganggap pernikahan NuKisah dimana Ia dinikahkan oleh ayahnya, Ali Mohammed Ahdal yang menganggur.
Sebelumnya, Ali bekerja sebagai tukang sapu jalanan. Ali memiliki 2
orang istri beserta 16 orang anak, termasuk Nujood.
Pada malam pertama, ia menolak untuk tidur dengan
suaminya. Malangnya, sang suami bukannya menurut dan bersabar menunggu
istri kecilnya siap. Ia justru memperkosa dan melakukan tindak kekerasan
terhadap Nujood setiap malam selama dua bulan. Dan ketika Nujood ada kesempatan untuk melapor ke Pengadilan untuk meminta cerai dengan usaha yang tidak mudah, pada akhirnya, permintaan cerai Nujood dikabulkan pengadilan negara.
Perceraian itu otomatis menjadikan Nujood sebagai pengantin termuda yang
resmi bercerai secara hukum.
Keberanian Nujood telah menghiasi media-media internasional, seperti Times dan Glamour. Pasalnya, perjuangan Nujood bercerai dengan suami dinilai telah menciptakan sejarah baru di Yaman. Semua yang telah dialaminya mengundang simpati dunia dan menjadi simbol perlawanan sejumlah perempuan belia Yaman yang tidak ingin menikah dini. Bahkan, Glamour menganugerahkan penghargaan 2008 Women of the Year pada Nujood.
2. Kisah Nada al-Ahdal
![]() |
| Foto Nada al-Ahdal |
Seorang gadis berumur 11 tahun asal Yaman mengancam orangtuanya yang memaksanya untuk menikah lewat perjodohan.
Tatapan menantang Nada muncul di jejaring video YouTube dan menyebar
luas dengan cepat. Video berdurasi hampir dua setengah menit video itu
mengungkapkan bagaimana dia tidak ingin menjadi salah satu dari
pengantin anak Yaman.
Sempat dibalik peristiwa yang terjadi dengan Nada, masih banyak masyarakat yang pro dan kontra dengan video ini apakah ini benar atau hanya rekayasa. Namun terlepas benar atau tidak pernikahan anak usia mulai dari 5 tahun versi "Nada", mengingatkan saya bahwa usia anak 5 tahun adalah masa-masa indah dan mereka memiliki hak untuk belajar dan mencapai cita-cita.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar