Ketika Darah Menjadi Sahabat Baruku
![]() |
| Ketika Darah Menjadi Sahabat Baruku |
Beberapa bulan yang lalu, tepatnya
tanggal 7 November. Saya sempat dirawat karena menstruasi saya yang nggak berhenti-henti hampir sebulan. Bulan-bulan
sebelumnya, bahkan tahun sebelumnya, saya
emang sering mens selama ini, sampai sekarang juga masih, tapi ya…..
kemarin-kemarin saya gak peduli amat sama nih penyakit. Eh tapi November
kemarin, ketika saya ngerasa badan benar-benar ambruk, ngedrop, dan saya
coba ngomong ke orangtua, hingga Ibu pun menyuruh saya untuk periksa ke RS.
Setelah periksa dan bertemu dokter
yang amat cantik ini. Beliau namanya dr. Femmy, beliaulah yang nyelamatin saya dari yang namanya kematian, hahaha. Tapi serius, waktu itu saya emang termasuk orang yang telat periksa dengan kondisi yang
sudah separah itu. Saya diwajibkan USG dan periksa darah untuk mengecek hemoglobin (lagi). Padahal kalo diitung-itung saya udah 3 kali USG, dan dua kali cek darah.
November kemarin, hemoglobin saya mengukir angka 4. Saya
agak kesel sebenernya, dugaan dr. Femmy ternyata benar, yang sebelumnya ngomong
ketika melihat kondisi badan saya yang
pucat pasif itu, dr. Femmy memperkirakan hemoglobin saya 4 atau 5. Dan kalian tau kalo hemoglobin saya 4, apa yang harus saya
lakuin? Saya wajib ditranfusi secepatnya!
Dokter Femmy saking frontalnya,
beliau sampai bilang tubuh saya ini gak ada
bedanya sama mayat. Cuma saya masih hidup, jadi kayak mayat hidup. Hahaha ngek. Tapi
jujur aja, saya suka banget sama cara kerja itu
dokter, benar-benar detail saat memeriksa pasiennya. Kalo lagi ngomong sama
beliau udah kayak orang curhat aja. Nyaman banget.
Ketika saya balik tanya kenapa saya
sampai sewajib ini harus melakukan tranfusi? dr. Femmy menjelaskan, kadar Hb
(hemoglobin) kurang dari 5 gram disebut anemia berat. Sedangkan yang normal
untuk laki-laki sehat mempunyai Hb: 14 gram – 18 gram dan wanita sehat
mempunyai Hb: 12 gram – 16 gram. Hb gue 4, kalo gak secepatnya dilakukan
penindakan, jantung saya yang akan melemah. Karena yang memompa darah keseluruh
tubuh itu kan jantung, sedangkan darah saya
kurang, jadilah badan saya lemas dan terasa nyeri. Bahkan jantung saya bisa jadi secepat mungkin bakalan gak berjalan baik.
Saya kurang darah, juga karena kurang asupan zat besi. Maklum, saya orang yang terkadang susah makan, gak doyan sayur, dan
ikan. Eiiitt, jangan ditiru ya kawan-kawan.
Penyebab anemia umumnya adalah :
- Kurang gizi (malnutrisi)
- Kurang zat besi dalam diet.
- Malabsorpsi
- Kehilangan darah yang banyak: persalinan yang lalu, dan
lain-lain.
- Penyakit – penyakit kronik: TBC, Paru-paru, cacing usus,
malaria, dan lain-lain.
Sekarang, sepulang dari rumah sakit.
Dalam sehari saya
harus makan 5 putih telor rebus,
karena itu dapat menambah protein. Setiap 3 bulan sekali saya harus cek darah supaya tau kadar Hb-nya, bila
kurang dari angka normal harus cepat-cepat dilakukan penindakan kembali. Gak boleh kecapekan.
Gak boleh olahraga yang berat-berat. Tapi,
saya pernah baca di salah satu situs tentang kesehatan. Kalo
olahraga apapun untuk pengidap anemia itu sebenarnya boleh-boleh saja.
Olahraga merupakan suatu bentuk
aktivitas fisik yang diyakini oleh sebagian besar orang memiliki manfaat sangat
baik. Aktivitas ini juga menjadi salah satu resep jitu untuk mengurangi risiko
penyakit.
Olahraga bisa meningkatkan kekuatan
otot dan meningkatkan daya tahan tubuh. Hal ini dikarenakan semakin banyak
bergerak maka semakin banyak pula energi yang akan kita rasakan. Namun walaupun begitu, pengidap anemia dan darah rendah
tidak bisa terlalu banyak olahraga. Sebab, hemoglobin yang ada di dalam darah
seseorang dengan penyakit tersebut akan kekurangan pasokan oksigen, sehingga
justru bisa membuat orang tersebut jatuh pingsan.
“Tekanan darah rendah muncul akibat
hemoglobinnya rendah, sehingga suplai oksigennya pun rendah. Jika dipaksakan
olahraga terlalu berat, bisa-bisa malah pingsan,” tutur Dr. Santoso Karo Karo,
SpJP MPH (K), mantan Ketua Yayasan Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular
Indonesia (PERKI) saat dihubungi detikHealth dan ditulis Rabu (29/5/2013).
Penyakit tekanan darah rendah dan
anemia ini memang mirip, namun sebenarnya berbeda. Anemia berhubungan dengan
jumlah atau volume darah di tubuh yang kurang, sedangkan tekanan darah rendah
merupakan kurangnya kekuatan darah dalam menekan dinding pembuluh darah. Mungkin masih banyak pengidap anemia dan tekanan darah
rendah yang mengganggap bila banyak olahraga akan membahayakan dirinya. Tetapi tak perlu khawatir, Dr Santoso mengungkapkan bahwa
olahraga tetap boleh dilakukan asalkan jenis olahraga yang dilakukan termasuk
dalam kategori ringan.
“Olahraga boleh dilakukan, tetapi
yang ringan saja seperti berjalan atau senam,” tutup Dr Santoso.
Sekian celoteh siangnya. Sebelum itu saya mau ngucapin banyak terimakasih buat Allah
Yang Maha Esa, kedua orang tua saya, seluruh keluarga besar, sahabat-sahabat, dan
seluruh yang berkerja di RS Anna Medika sudah sangat membantu dalam penyembuhan
ini, sudah mau sabar ngadepin pasien kayak saya yang super bawel ini. Terimakasih atas semua
dukungan, semangatnya, untuk orang-orang terdekat saya. Terakhir untuk Allah yang membuat saya bisa bersahabat dengan darah, padahal awalnya saya
sangat takut banget sama darah. Apapun
itu, saya bersyukur atas segala
pemberian-Nya. Buat kalian yang juga pengidap anemia, semangat
terus! Jarum suntik dan darah, anggap aja seperti
angin yang berhembus amat sejuk ke dalam tubuh kalian. Membuat kalian bugar dan
lebih kuat

Tidak ada komentar:
Posting Komentar